KAMPOENG BUDAYA PANGANDARAN

“Sebuah Solusi Alternatif Terhadap Percepatan Realisasi VISI Kabupaten Pangandaran Sebagai Basis Pariwisata Yang Berkelas Dunia”

Djalapaksi News – Pangandaran: Edifikasi Potensi Budaya Atas Keunggulan Lokal Desa di Kabupaten Pangandaran Menuju Basis Pariwisata Yang Berkelas Dunia, akan menjadi penting ketika para pengambil kebijakan merujuk keradaan visi dan misi yang ada.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Setiap daerah memiliki budaya yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan hidup yang berbeda di setiap daerah. Budaya terus berkembang dari generasi ke generasi mengingat kebutuhan manusia yang semakin banyak dan terus berkembang pula dalam berbagai aspek kehidupan.
Kebudayaan yang terus berkembang akhirnya mempengaruhi perubahan kebudayaan di setiap daerah. Perubahan kebudayaan yang terlihat sangat jelas ada di daerah perkotaan. Bahkan di berbagai daerahpun masyarakat sudah hidup dengan gaya modern sehingga cukup sulit menemukan kelompok masyarakat yang masih memelihara budaya leluhurnya. Kebanyakan nilai-nilai budaya leluhur telah ditinggalkan karena dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman.
Beberapa dasar pemikiran yang melatarbelakangi bagaimana menyiapkan dan melaksanakan konsep program KAMPOENG BUDAYA PANGANDARAN yang akan digunakan sebagai arah dan acuan dasar teknis rencana realisasi pembentukan destinasi wisata baru melalui pendekatan budaya sebagai salah satu unsure penunjang percepatan realisasi VISI Kabupaten Pangandaran melalui konsep pemberdayaan POTENSI BUDAYA DESA yang ada diwilayah kecamatan masing – masing, diantaranya yaitu:
1. Bahwa Visi kabupaten Pangandaran sebagai basis pariwisata yang mendunia;
2. Bahwa konsekuensi logis atas visi tersebut diatas adalah membuat keseimbangan regulasi berbasis program yang bersifat situasional territorial basis wisata yang ada di kabupaten Pangandaran dengan keunggulan local dan global yang sengaja diciptakan untuk penguatan visi kabupaten Pangandaran melalui program PELESTARIAN SENI BUDAYA DAERAH PANGANDARAN;
3. Bahwa sangat tidak rasional dan signifikan ketika mengacu kepada konsep visi kabupaten Pangandaran sebagai basis pariwisata yang mendunia tetapi keberadaan KONSEP BUDAYA yang ada tidak menjadikan sebuah ICON tersendiri sebagai penguatan terhadap salah satu destinasi wisata baru yang ada di kabupaten Pangandaran;
4. Bahwa dalam rangka mengarah kepada konsep pelestarian seni budaya daerah kabupaten Pangandaran yang terprogram dan berkelanjutan, diperlukan sebuah pemikiran yang sedikit lebih luas berkaitan dengan peningkatan PAD kabupaten Pangandaran melalui penguatan dan atau pengembangan destinasi wisata yang bersifat local dan global yaitu dengan adanya rencana realisasi KAMPOENG BUDAYA PANGANDARAN;
5. “KAMPOENG BUDAYA PANGANDARAN” yang akan lebih ditujukan kepada para generasi muda di wilayah kecamatan Pangandaran khususnya dan di kabupaten Pangandaran pada umumnya, pada dasarnya merupakan sebuah langkah tindak lanjut dari sebuah pola pemberdayaan terhadap keberadaan generasi muda di lingkungan masyarakatnya agar dapat menjadi sebuah tumpuan sebagai generasi penerus yang memiliki pemahaman terhadap aspek kemandirian atas hidup dan kehidupannya bagi masyarakat di sekitarnya khususnya potensi budaya yang ada di kabupaten Pangandaran;
6. Dalam hal kepedulian terhadap keberadaan pemahaman aspek kemandirian generasi muda terhadap keberadaan BUDAYA DAERAH, yang selama ini secara umum masih di rasa belum memiliki pengetahuan apalagi kajian terhadap pondasi potensi berkomunikasi khususnya pemahaman akan budaya Pangandaran, sehingga diperlukan adanya beberapa konsep strategis yang berkaitan dengan sikap perilaku para generasi kita di dalam menghadapi kehidupan di masyarakat pada era global sekarang ini, beberapa hal yang kemungkinan akan terjadi dengan para generasi muda kita dalam persiapan pendukungan atas visi dan misi pemerintahan kabupaten Pangandaran diantaranya sebuah perilaku yang pasif dan tidak produktif dalam persiapan menghadapi globalisasi MEA sehingga inovasi yang diharapkan sebagai ujung tombak pelaku implementasi program pemerintah daerah kabupaten Pangandaran akan sulit untuk diprediksi daya capainya.
7. Faktor penyebab lain yang berpengaruh terhadap pemahaman sikap perilaku generasi muda kita akan keberadaan budaya daerahnya, diantaranya tingkat pendidikan orang tua rata-rata yang masih rendah, tingkat perekonomian/ daya beli masyaralkat yang belum optimal atau masih rendah, sehingga menyebabkan orang tua tidak sempat memperhatikan keberadaan anaknya baik di dalam lingkungan keluarga ataupun di lingkungan masyarakat sekitarnya, hal ini dikarenakan sibuk untuk mencari nafkah, sementara perhatian kepada anak-anaknya terlupakan, hal tersebut rata-rata sangat berdampak yang kurang baik bagi masyarakat maupun di lingkungan keluarganya terkhusus bagi anak itu sendiri.
Namun demikian apapun bentuk konsep strategis yang digunakan untuk memberikan sebuah solusi yang berkaitan dengan mentalitas kejiwaan terhadap pemahaman aspek budaya daerah khususnya fleksibilitas dirinya atas penguasaan lingkungan budaya daearahnya, maka akan terjadi sebuah ketidakseimbangan bahkan lebih jauhnya dapat berdampak stagnasi di dalam hasil akhir yang diharapkan terhadap capaian visi misi kabupaten Pangandaran, untuk itu salah satu peluangnya adalah keterlibatan semua elemen baik elemen pemerintahan ataupun seluruh elemen masyarakat melalui sebuah konsep KAMPOENG BUDAYA PANGANDARAN dalam hal mendorong para generasi muda atau para peserta didik mulai dari tingkat SD sampai dengan minimal tingkat SLTA untuk berpartisipasi atas prioritas konsep program DESTINASI WISATA BARU “KAMPOENG BUDAYA PANGANDARAN” yang akan direalisasikan khususnya diwilayah kecamatan Pangandaran dibawah koordinasi UPTD Dikbudpora bekerja sama dengan Dinas Pariwisata kabupaten Pangandaran dan instansi atau lembaga terkait. ** Red**

Contoh Menu Header Tetap